...dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! (Mazmur 51:14)
Pertama, memberi adalah sikap hati sebelum menjadi tindakan.
Jika Anda bermurah hati, maka Anda tidak akan menghitung berapa banyak, waktu, atau kapan Anda harus memberi. Tuhan memberikan kepada Anda segala berkat supaya Anda hidup dalam kelimpahan dan menikmatinya dengan bersukacita. Ketika Anda diberkati dengan sukacita, maka ada banyak orang juga yang akan menikmati bagian dari apa yang Anda rasakan. Keuangan Anda pun akan menjadi sumber daya yang diberikan Tuhan. Maka jika Anda bermurah hati dengan sumber daya yang ada, Anda pasti mampu untuk memberkati sesama.
Kedua, memberi dengan rela dan sukacita
Orang yang suka memberi adalah orang yang bersukacita. Orang yang memberi karena merasa hal itu adalah kewajiban atau paksaan akan memberi dengan menggerutu dalam hatinya. Sesungguhnya ketika hati Anda "rela" untuk memberi, Anda tidak akan kesulitan melakukannya. Ada kisah dimana Musa memberikan undangan terbuka kepada siapa saja yang "terdorong hatinya" untuk membawa persembahan (Keluaran 35:5).
Paulus juga memberi pesan kepada jemaat Korintus untuk, "memberi dengan sukacita" karena Allah mengasihi orang-orang yang demikian (2 Korintus 9:7). Ketika Anda melepaskan berkat kepada orang lain, hal itu harus menjadi momen bahagia. Paulus mempersiapkan orang-orang untuk memberi dengan cara yang benar, sehingga mereka menjadi pribadi yang memberi bukan karena "keharusan yang memberatkan" tetapi karena sukacita yang datang dari Tuhan.
Bahagia yang keluar dari dalam diri Anda akan terpancar dari sebuah senyuman. Jadi saat Anda memberi, berusahalah untuk memberi dengan tersenyum sehingga yang menerima persembahan Anda bukan hanya menerima berkat secara materi tetapi juga spirit yang mengalir dari sukacita yang Anda rasakan itu. (PM)
Sumber : Renungan Harian Spirit